12 Des 2010

Krisis Finansial Dunia dan Pengaruhnya Terhadap Pasar Modal Hingga Perekonomian Indonesia (Part I)

Dalam mata kuliah "Perekonomian Indonesia", saya disuruh membuat kelompok belajar. Dan, jreng...jreng... nampaknya rekor baru telah tercipta. 25 orang dalam satu kelompok setidaknya sudah dapat mentahbiskan kelompok kami sebagai kelompok belajar dengan anggota terbanyak (yeah, setidaknya rekor kampus kami). Kelompok kami-pun yang semuanya berasal dari kelas yang sama yaitu B4 angkatan 2008 (Kelas Paling Span) disuruh membuat makalah dengan tema perekonomian Indonesia. Kelompok kami sepakat membahas tentang Resesi Global, Pasar Modal dan Perekonomian Indonesia. Berikut isi dari makalah kami..
(*) Karna sangat panjang, nampaknya tulisan saya yang satu ini akan dibuat beberapa part (a.k.a bersambung)

Peralihan dari era Orde Baru menjadi zaman Reformasi merupakan salah satu sejarah terbesar bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut dicap sebagai salah satu ‘moment yang tak terlupakan’ karna hal tersebut menandakan perubahan besar bagi bangsa Indonesia dimana mereka berhasil melengserkan era Soeharto yang dikenal sangat kontroversi dan dipenuhi dengan sejarah kelam menjadi zaman yang pada masa depan (Diharapkan) akan menjadi lebih baik lagi. Terlepas dari Euforia tersebut, pada masa itu juga yang terjadi pada tahun 1997 – 1998 juga tidak lepas dengan beberapa peristiwa paling kelam yang dialami bangsa dan rakyat Indonesia. Kekisruhan Politik terbesar semenjak zaman peralihan dari Orde lama dan Orde baru, Kekacauan dihampir seantero negeri, Kriminalitas merajalela, SARA, Kejahatan HAM dan juga Krisis Ekonomi yang sangat Parah.
Krisis Ekonomi 1997 bukan sembarang krisis Ekonomi. Tidak tanggung – tanggung, Peristiwa yang juga populer dengan nama Krisis Moneter (KrisMon) ini berhasil melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (saat itu) dari Rp.4.850/Dollar jatuh hingga sekitaran Rp. 17.000/Dollar. Tak ayal, peristiwa ini berhasil memporak – porandakan EkonomiMakro Republik Indonesia dimana banyak perusahaan swasta gulung tikar, beberapa Bank mengalami kebangkrutan, ketidak-seimbangan Pasar Modal dan juga beberapa hal lainnya. Bukan hanya Makro, Sektor Mikro pun tidak luput dari imbas badai tersebut, seperti hampir semua harga bahan pokok melambung tinggi, pengangguran meningkat dan juga lainnya.
Bagaikan kejadian Deja-vu, skenario tersebut terulang pada masa sekarang, tepatnya dimulai pada tahun 2007. Negara sekuat Amerika kali ini hampir menyerah dengan krisis ini yang dikatakan terbesar sepanjang sejarah Amerika semenjak Great Depression 1929 silam. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah kembali Indonesia tersapu dengan badai krisis tersebut? Lalu apa kabar Pasar Modal dengan adanya peristiwa tersebut? Kelompok kami akan memaparkan semua masalah tersebut dalam hasil diskusi kami ini yang kami beri judul “KRISIS FINANSIAL DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PASAR MODAL HINGGA PEREKONOMIAN INDONESIA”.

Krisis Finansial Global 2008 

Kami memulai isi dari makalah kelompok kami ini dari akar masalahnya. Yaitu, Resesi Global yang berawal pada 2007 – 2008 tersebut. Semua hal ini berawal dari negara adidaya Amerika Serikat. Sekitaran Juli 2007, kepercayaan diri dalam nilai securitized mortgage hilang dari investor di Amerika Serikat yang menyebabkan krisis likuiditas. Lambat laun Krisis ini meningkat semakin tinggi pada September 2008.  Krisis disebabkan oleh kegagalan merger, atau efek dari sejumlah besar perusahaan berbasis keuangan di Amerika Serikat dan menyebar/berimbas kebangkrutan bagi perusahaan pemerintah di Eropa ditambah lagi dengan adanya penolakan, dan penurunan harga pasar saham di dunia. Banyak ekonom berpendapat bahwa resesi yang terjadi di negeri Paman sam tersebut adalah yang terbesar semenjak Great Depression 1929 – 1930 silam.


Penyebab Terjadinya Resesi Amerika 2007 |  Profesor David Dapice dari Tufts University, Massachusets dalam suatu diskusi terbatas yang dihadiri para ekonom baik dari Bank Indonesia maupun dari ISEI pada penghujung bulan Desember 2008, memaparkan bahwa ada tiga hal di Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan krisis terjadi;
Pertama, para pembuat kebijakan, termasuk  The Fed didalamnya tidak melakukan tugasnya. Mereka terlalu percaya bahwa sektor swasta sangat pintar dan tidak memerlukan pengawasan dari lembaga pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari dukungan mereka atas berbagai peraturan yang mengijinkan bank investasi membeli aset beresiko tanpa mensyaratkan jumlah modal yang harus dimiliki. Bahkan para pimpinan tertinggi otoritas tidak memperdulikan berbagai peringatan baik dari dalam maupun dari luar.
Kedua, lembaga keuangan telah kehilangan etika sehingga tidak lagi mempunyai ”rasa memiliki” terhadap dana nasabah yang dikelolanya. Mereka malahan menganggap nasabah sebagai target. Sekuritisasi mortgages, yang sebenarnya bukan hal yang tabu, telah menjadi pemicu resesi dunia karena perilaku berbagai komponen dalam industri finansial seperti, penerbit, bank (baik komersial maupun investasi), lembagai pemeringkat dan bahkan para broker properti, yang lebih mementingkan komisi yang mereka peroleh dan melupakan underlying transaksi.
Ketiga, kebijakan tax-cut-and-spend yang selama ini dilakukan pemerintah AS menciptakan kegagalan. Bagaimana tidak, kebijakan pemotongan pajak berbarengan dengan besarnya anggaran untuk membiayai perang. Anggaran pemerintah yang surplus segera menjadi defisit hanya dalam kurun waktu 4 tahun. Sementara itu The Fed tetap mempertahankan tingkat suku bunga yang selalu rendah pada periode tersebut.  Pada akhirnya berkurangnya rasio pajak dibandingkan dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) menyebabkan berbagai pihak meragukan kemampuan AS untuk melakukan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi krisis ini.

Selain itu, menurut ekonom Faisal H. Basri pada sebuah seminar pada bulan November 2008 lalu di Jakarta, penyebab krisis adalah kebijakan deregulasi terhadap pasar saham pada era 1970-an dan dicabutnya Glass-Staegall Act pada tahun 1990-an, yang mana mengijinkan bank investasi untuk berdiri sendiri dan terlepas dari bank komersial.
Oh iya, sebelum lebih jauh kelompok kami membahasnya, krisis ekonomi Global sendiri merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Ini dapat kita lihat bahwa negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan besar dari sektor ekonominya. 

BERSAMBUNG...

By Admin@TYrips with 1 comment

1 komentar:

samapi sekarang kok krisis terus, bahaya...

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...